Selasa, 29 April 2014

Metodologi Penelitian Pendidikan: Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
       Penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif adalah salah satu jenis penelitian yang cukup sering digunakan. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian di bidang ilmu-ilmu eksakta dengan aktivitas yang didasarkan pada disiplin  ilmiah dari masing-masing ilmu, juga menggunakan matateri perlakuan yang disusun dalam rancangan-rancangan yang sudah baku dengan tujuan untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan. Penelitian kualitatif adalah prosedur peneletian yang bertujuan meneliti suatu masalah dengan cara merumuskan permasalahan lalu meneliti dengan cara mendalam yaitu pengalaman, pencatatan, wawancara, dan terlibat dalam proses penelitian guna menemukan penjelasan berupa pola-pola, deskripsi, dan menyusun indikator.
       Perbedaan kedua metode tersebut, tidak semata-mata yang satu menggunakan angka dan yang satu lagi tidak. Perbedaan kedua metode tersebut meliputi aksioma dasar, proses penelitian, dan karakteristik (ciri-ciri) penelitian itu sendiri. Dari segi proses, penelitian kuantitatif bersifat deduktif dan penelitian kualitatif bersifat induktif.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari peneletian kuantitatif dan kualitatif ?
2.    Bagaimana penggunaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif ?
3.    Apa saja ciri-ciri metode penelitian kuantitatif dan kualitatif ?
4.    Apa saja perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif?
5.    Apa saja persamaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif?

C.      Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui pengertian penelitian kuantitatif dan kualitatif.
2.    Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif.
3.    Untuk mengetahui ciri-ciri metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.
4.    Untuk mengetahui perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.
5.    Untuk mengetahui persamaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.

D.      Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar penulis dan pembaca lebih memahami akan pengertian, penggunaan, perbedaan dan persamaan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif.




























BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
1.         Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian di bidang ilmu-ilmu eksakta dengan aktivitas yang didasarkan pada disiplin ilmiah dari masing-masing ilmu, juga menggunakan materi perlakuan yang susun dalam rancangan-rancangan yang sudah baku dengan tujuan untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan. Penelitian yang masuk kedalam penelitian kuantitatif adalah penelitian-penelitian ekperimental untuk menguji hipotesis yang dikemukakan[1]. Definisi tersebut, memberi pemahaman bahwa pendekatan atau metode kuantitatif lazim digunakan dalam disiplin ilmu-ilmu sains dan eksakta, namun metode kuantitatif juga banyak digunakan dalam penelitian pendidikan.
Dalam penelitian kuantitaif pada ilmu sosial atau pendidikan, tugas peneliti adalah menguji adalah menguji suatu teori-teori pendidikan dengan cara membuat hipotesa-hipotesa, membuat instrumen membuat hipotesis, dan menguji hipotesisnya.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan[2].

2.         Penelitian Kualitatif
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri yang berhubungan dengan orag-orang tersebut dalam bahasanya dan peralihannya.
Dan secara umum penelitin kualitatif yakni, prosedur penelitian yang bertujuan meneliti suatu masalah dengan cara merumuskan permasalahn lalu meneliti dengan cara mendalam yaitu pengamatan, pencatatan, wawancara dan terlibat dalam proses penelitian guna menemukan penjelasan berupa pola-pola, deskripsi dan menyusun indikator.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive atau snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi[3].

B.       Penggunaan Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif tidak perlu di pertentangkan, karena saling melengkapi dan masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut dijelaskan kapan sebaiknya kedua metode tersebut digunakan.

1.      Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif  biasanya digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukan hubungan antara variabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal.
Metode yang sering digunakan adalah experimental, deskripsi, survey, dan korelasi. Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik, literatur yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas. Pda penelitian kuantitatif, proposalnya lebih singkat dan tidak banyak kajian literature, pendekatan dijabarkan secara umum, dan biasanya tidak menyajikan rumusan hipotesis.

Metode kuantitatif digunakan apabila[4]:
a.         Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan pelaksanaan. Dalam menyusun proposal penelitian, masalah ini harus ditunjukkan dengan data, baik data hasil penelitian sendiri maupun dokumentasi. Misalnya akan meneliti untuk menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang miskin sebagai masalah harus ditunjukkan.
b.         Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitaif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang lebih luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
c.         Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain. Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya pengaruh jamu tertentu terhadap tingkat kesehatan.
d.        Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif.
e.         Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak-anak dari masyarakat tertentu, maka dilakukan pengukuran dengan test IQ.
f.          Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.

2.      Penelitian Kualitatif
Penggunaan penelitian kualitatif digunakan oleh seseorang yang ingin tahu suatu masalah yang terjadi dengan cara “sangat mendalam”. Oleh sebab itu metode yang digunakan wawancara mendalam, observasi lapangan, pengamatan, pencatatan.
Bahkan ada peneliti yang merasakan sendiri apa yang terjadi di lapangan dan mengikuti informannya berada. Dengan cara inilah maka peneliti kualitatif akan menemukan data yang sangat dalam. Digali lagi, digali lagi, diwawancarai dengan mendalam, bagaimana? bagaimana? Hingga ia mendapatkan jawaban yang ia cari. Pendekatan ini biasanya digunakan dalam penelitian sosial, pendidikan, dan membentuk teori-teori baru.
Metode kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila dibandingkan dengan metode kuantitatif. Berikut ini dijelaskan kapan metode kualitatif digunakan[5].
a.         Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke obyek, melakukan penjelajahan dengan grant tour questions, sehingga masalah akan ditemukan dengan jelas.
b.         Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang mempunyai makna tertentu. Data untuk mencari makna dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam, dan observasi berperan serta, dan dokumentasi.
c.         Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut. Dengan demikian akan dapat ditemukan pola-pola hubungan yang jelas.
d.        Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut.
e.         Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cocok digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui lapangan.
f.          Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara trianggulasi atau gabungan (karena dengan teknik pengumpulan data tertentu belum dapat menemukan apa yang dituju, maka ganti teknik lain), maka kepastian data akan lebih terjamin. Selain itu dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji kredibilitasnya, dan penelitian berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan dapat diperoleh.
g.         Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan seseorang tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif. Dengan menggunakan data dokumentasi wawancara mendalam kepada pelaku atau orang yang dipandang tahu, maka sejarah perkembangan kehidupan seseorang.

C.      Ciri-Ciri Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
1.         Ciri penelitian Kuantitatif
Ciri khas penlitian kuantitatif adalah adanya sumber teori yang kuat, hipotesis, definisi operasional, sampling, proses pengumpulan data dengan angket, adanya pembuatan instrumen, pengujian, perhitungn, pengujian hipotesis dan penelitian tersebut penuh dengan angka-angka statistik.

2.         Ciri penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif memliki ciri sebagai berikut :
a.    Latar alami (Natural Setting) yaitu kontek alami secara menyeluruh (holistic) dan tidak dapat disolasi atau dieliminasi sehingga terlepas dari konteksnya.
b.    Instrumen manusia (human instrument) yang berarti merupakan instrumen kunci (key instrumen) untuk menangka makna, interaksi nilai, nilai local yang berbeda, yang mana hal ini tidak mungkin ditangkap oleh kuesioner.
c.    Memanfaatkan pengetahuan tak terkatakan karena realitas diasumsikan mempunyai nuansa ganda yang sulit dipahami tanpa mengekspresikan dengan dengan yang tak terkatakan.
d.   Data kualitatif untuk mengungkapkan realitas ganda, mengungkapkan hubungan alami antara peneliti dan informan.


D.      Perbedaan Antara Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dengan kuantitatif[6]:
No.
Aspek Perbandingan
Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kualitatif
1.
Segi Perspektif
Lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan, yang berasal dari teori yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya.
Berdasarkan indikantor tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban, dan skornya.
Lebih menggunakan perspektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci para responden dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa, pandangan para responden.
2.
Segi Konsep dan Teori
Bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori.
Bertolak dari penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti memberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Penelitian kualitatif bersifat mengembangkan, menciptakan, menemukan konsep atau teori.
3.
Segi Hipotesis
Merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori yang relevan yang telah dipilih.
Bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada hipotesis maka hipotesis dapat ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih medalam lagi.
4.
Segi Teknik Pengumpulan Data
Mengutamakan penggunaan kuesioner atau angket.
Mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.
5.
Segi Permasalahan atau Tujuan
Menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeratan korelasi, atau asosiasi antarvariabel atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran.
Menanyakan atau ingin mengetahui makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.
6.
Segi Teknik Memperoleh Jumlah (Size) Responden
Responden (sampel) penelitian kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representative (perwakilan), dan diperoleh dengan menggunakan rumus, presentase atau tabel-populasi sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data.
Jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan datanya mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan awal atau informan kunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya, berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui tekni bola salju (snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.
7.
Segi Akur Pikir Penarikan Kesimpulan
Berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan.
Berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life history, life sycle, berkenaan dengan topic atau masalh penelitian), tanpa evaluasi dan interprestasi, kemudian dikategori, diabstraksi, serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.
8.
Segi Bentuk Sajian Data
Berupa angka atau tabel.
Disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.
9.
Segi Definisi Operasional
Penelitian kuantitatif mempergunakan istilah “definisi operasional” yang merupakan petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur, atau menggunakan perspektif etik. Dengan menetapkan definisi operasional berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman, atau pandangan mereka.
Penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan definisi operasional karena tidak akan mengukur variabel. Menggunakan perspektif emik.
10.
Segi Analisis Data
Dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik.
Dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dans eterusnya sampai terakhir member interpretasi.
11.
Segi Instrumen
Instrumennya berupa angket atau kuesioner.
Instrument utamanya peneliti itu sendiri karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Hal ini sangat berguna agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi.
12.
Segi Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan sepenuhnya oleh peneliti berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.
Interpretasi data dilakukan oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian karena merekalah yang lebih tepat untuk memberikan penjelas terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden.

E.  Persamaan Antara Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Meski demikian, rasanya tidak adil jika hanya mencari letak perbedaan di antara kedua metode tersebut. Ada beberapa sisi yang sama-sama dimiliki oleh kedua desain penelitian ini sebagai cara untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, yaitu sebagai berikut[7].
1.      Pada tahap awal, kedua peneliti dengan desain yang berbeda ini meneliti satu tema yang masih bersifat umum.
2.      Terkait dengan tema yang akan diteliti, tahap berikutnya adalah membuat pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan untuk studi pendahuluan.
3.      Masing-masing desain telah memiliki asumsi yag mendasari pelaksaan penelitian tersebut.
4.      Dalam proses pelacakan informasi awal, terkadang digunakan metode yang sama seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi, meski kadar pada masing-masing penelitian tersebut berbeda.
5.      Kebenaran data yang telah diperoleh diperiksa dengan caranya masing-masing.
6.      Data yang telah diperoleh diolah dan dibuatlah laporan hasil penelitian yang telah dilakukan.


[1] Mudji santoso dalam jurnal penelitian kuantitatif, hal 12.
[2] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 2012, Bandung: Alfabeta, hal 14.
[3] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 2012, Bandung: Alfabeta, hal 15.
[4] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 2012, Bandung: Alfabeta, hal 34.
[5] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 2012, Bandung: Alfabeta, hal 35.
[6] Zuriah Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, 2007, Malang: PT Bumi Aksara, hal 89-91.
[7] Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, 2009, Jakarta: Penerbit Erlangga, hal 23.